Mengosongkan Diri



Yesus telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan manusia. (Filipi 2:7)

Pangeran Billah adalah putra mahkota Sultan Brunei yang terkenal sebagai orang terkaya di dunia. Istana Nurul Iman di Brunei memiliki 1788 ruangan dan kamar untuk menjamu tamu-tamunya. Beberapa ruangan itu disalut emas murni. Sekalipun dibesarkan dalam gelimang harta, pangeran Billah tidal menjadi manja. Sejak kecil ia taat mempelajari Kitab suci dan hidup saleh.
Setelah lulus SMU, ia mendaftar ke Oxford University tahun 1995. Saat mendaftar ia berusaha keras untuk menyembunyikan identitasnya. Ia tidak mau dikawal dan memakai nama samaran Omar Hasan. Ia meninggalkan semua atribut kebangsawannannya dan pura-pura menjadi orang biasa.

Ternyata ia termasuk 30 mahasiswa asing yang diterima di Oxford's Foreign Service Program. Selama manjadi mahasiswa, tidak seorang pun tahu bahwa ia adalah anak sultan Brunei. Ia bergaul dengan siapa saja tanpa pandang bulu.

Sikapnya itu menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa. Ia tidak mau menyombongkan dirinya atas harta atau kebangsawannannya. Ia tidak mau sombong atau pun memamerkan yang dimilikinya. Sebaliknya, ia justru hidup merakyat. Sikapnya itu sedikit banyak menggambarkan sikap Kristus, yang rela mengorbankan diri, sekalipun Ia Pemilik segala sesuatu. Ia maha segala-galanya, tidak terhingga, rela menjadi nol, menjadi manusia yang paling miskin. Ia lahir dikandang domba yang di pinjamkan orang kepada Ibu-Nya. Dalam perjalanan, Ia sering menumpang di rumah sahabat-sahabat-Nya. Ketika mati, Ia dikuburkan di tanah milik orang lain.

Kita sering bertemu dengan orang yang senang membanggakan kekayaan, kecantikan, atau gelarnya yang segudang. Bahkan yang tak memiliki apa-apa untuk di banggakan pun, ada yang sombong. Yesus dan pangeran Billah tidak seperti itu. Meski memiliki segala-galanya, mereka tidak menyombongkan diri. Mereka justru menyamar menjadi orang biasa agar dapat bergaul dengan semua orang.

Doa : Tuhan, ajar kami untuk merendahkan diri sama seperti Yesus. Pada waktu kami sukses, ajar kami tetap rendah hati dan berkata, "Kami hanyalah hamba yang tidak berguna."

No comments:

Post a Comment