Sampai Maut Memisahkan Kita


"Dan Firman-Nya : Sebab itu laki-laki akan meninggalkan
ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka
bukan  lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang 
telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia"
Matius 19:5-6

Zaman sekarang kawin -cerai merupakan hal yang sangat biasa terjadi, baik dikalangan selebritis maupun orang biasa. Orang tidak lagi memandang perkawinan sebagai ikatan seumur hidup yang mempersatukan suami dan istri dalam suka dan duka, sehat dan sakit, miskin dan kaya, sampai maut memisahkan mereka.

Pada waktu kapal Titanic tenggelam, ada kisah cinta yang mengharukan. Ketika orang-orang sibuk memindahkan para wanita dan anak-anak ke kapal sekoci, bapak dan ibu Isidor straus (ia merupakan keturunan bangsa Yahudi, Jerman dan Amerika. Dia juga pernah menjabat beberapa saat sebagai anggota DPR di Amerika Serikat. Isidor meninggal bersamaan dengan istrinya, Ida Straus, sebagai korban dari tenggelamnya kapal penumpang RMS Titanic) ikut sibuk membantu. Mereka menyuruh pelayannya, mabel dan istrinya masuk ke dalam sekoci dan menyelimuti mereka dengan selimut hangat. Bu Straus sendiri sudah melangkahkan kakinya ke dalam sekoci, namun seketika ia berubah pikiran. Ia menarik kakinya dan melangkah kembali ke kapal yang mulai tenggelam.

"Sayangku, naiklah ke sekoci," Kata suaminya.
Bu Straus menatap pria yang telah mendampinginya selama puluhan tahun, yang menjadi sahabat karib, belahan jiwa, dan selalu memberi penghiburan. Ia meraih tangan suaminya dan mendekap tubuh Pak Straus yang gemetar karena kedinginan.

"Tidak. Kita sudah bersama selama bertahun-tahun. Kita sekarang sudah tua. Aku tidak mau meninggalkan mu sendiri. Kemana engkau pergi, aku ikut." Demikianlah mereka terlihat terakhir kalinya, berdiri berpelukan digeladak. Akhirnya kapal itu pun perlahan-lahan mulai tenggelam.

Mereka mengambil komitmen untuk selalu bersama sampai maut memisahkan. Alangkah indahnya jika suami istri zaman sekarang ini membuat komitmen untuk tetap setia dalam keadaan apa pun, seumur hidup mereka, seperti yang dilakukan Bapak dan Ibu Straus.

Doa : Tuhan, di tengah-tengah arus besar kehancuran rumah tangga, ajar kami untuk berpaut pada ajaran-Mu dan setia seumur hidup kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

No comments:

Post a Comment