Perlawatan Ke Modern Hospital Guangzhou – Mujizat Itu Nyata



GUANGZHOU - Hari Sabat (6/10) ketika sedang dilangsungkan Perjamuan Kudus di Dongshan Church Guangzhou, kami bertemu dengan Sdri Ingrid Bulahari Prasetyo dan Ibu Hilda Tumundo.  Sdri Inggrid berasal dari Jemaat Taman Wisma Asri Bekasi, yang mengantarkan Ibunya yaitu Tante Hilda untuk berobat di Modern Hospital Guangzhou.  Setelah selesai kebaktian, pada saat potluck kami pun berbincang-bincang dengan Sdri. Ingrid dan Tante Hilda, senang sekali karena bisa bertemu saudara seiman yang berasal dari Indonesia, ternyata menurut Sdri.
Ingrid bahwa mereka sudah dua minggu berada di Modern Hospital Guangzhou untuk medical treatment Tante Hilda.  Selesai potluck, Sdri. Ingrid dan Tante Hilda harus segera kembali ke RS karena Tante Hilda hanya minta izin dari Rumah Sakit untuk ke gereja, tapi sebelum berpisah Sdr. Ingrid sempat berbisik dalam logat Manado: "kalu boleh datang kwa ke Rumah Sakit kong berdoa akang voor mami, karna mami mo operasi hari Kamis tanggal 18 Oktober" (Red: kalau boleh tolong datang ke Rumah Sakit dan doakan mami, karena mami akan dioperasi hari Kamis tanggal 18 Oktober) sambil menyerahkan kartu nama Rumah Sakit tempat dimana Tante Hilda dirawat. Kami pun berjanji akan berusaha datang ke Rumah Sakit dengan beberapa teman dari gereja.

Hari Rabu setelah konfirmasi dengan beberapa teman, ternyata sebagian masih harus bekerja sampai hari Rabu malam, jadi yang bisa ikut dalam perlawatan ke Rumah Sakit hanyalah suami saya Arnold Bunga dan teman gereja kami Jerry Wang, Mereka tiba di Rumah Sakit sekitar pukul 20:00 dan langsung menuju kamar perawatan di lantai 7 nomor 706.




Berbincang-bincang sejenak, kemudian Tante Hilda memberikan kesaksian seperti ini:  Saya didiagnosa dokter selain penyakit yang saya derita sekarang ini, ternyata saya memiliki kista yang cukup besar  dalam tubuh saya dan dokter menganjurkan segera dilakukan operasi untuk mengangkat kista.  Jadi ditetapkanlah hari untuk tindakan operasi yaitu hari Senin (8/10) seperti biasa kalau sudah mau dioperasi, ketika saya akan masuk ruang operasi maka anak saya Ingrid akan masuk ke kamar dan berdoa kepada Tuhan agar semua operasi berjalan lancar.  Namun baru sekitar 15 menit di dalam ruang operasi, saya mendengar kegaduhan suara dari para dokter dan perawat, saya tidak tau apa yang terjadi karena mereka berbicara dalam bahasa mandarin, kemudian seorang translator yang mendampingi saya mengatakan: "Ibu, tidak jadi operasi."  Saya bingung, kenapa tidak jadi?  Ada apa?  Si translator mengatakan bahwa, sebelum dioperasi ketika dicek kembali oleh dokter, dokter tidak menemukan kista Ibu, sudah dicek berulang-ulang dan memang sudah tidak ada, dokter juga heran.  Saat itu juga saya langsung menangis, Puji Tuhan... Puji Tuhan.  Saya didorong kembali ke kamar perawatan dan anak saya Ingrid sangat kaget apalagi melihat saya yang sedang menangis kemudian saya katakan tidak jadi operasi, dia tambah khawatir... Katanya:  Kenapa mami, kenapa.. kenapa tidak jadi operasi... ada apa?  Saya katakan:  Mami menangis bukan karena sedih tapi karena gembira, mami tidak jadi operasi karena kata dokter bahwa kista yang mau dioperasi sudah tidak ada.  Kami berdua pun menangis terharu dengan mujizat yang saya alami dan tidak lupa kami sujud berdoa untuk mengucap syukur kepada Tuhan.

Hari Sabat dimana mereka datang ke gereja, kebetulan sedang berlangsung upacara perjamuan kudus. Walaupun datang agak sedikit terlambat tapi mereka masih sempat mengikuti upacara perjamuan kudus. Dan menurut kesaksian Tante Hilda, saat dia meminum anggur yang melambangkan darah Yesus, di dalam hatinya dia berdoa “Tuhan tolong sembuhkan hambaMu ini”. Ketika kebaktian selesai kami pun mengajak Tante Hilda dan Sdri. Ingrid untuk potluck bersama dengan anggota jemaat Dongshan. Sementara menikmati santap siang bersama, Tante Hilda merasa seperti ada cairan yang keluar dari dalam tubuhnya. Dia pun segera mengajak anaknya Sdri. Ingrid untuk segera kembali ke Rumah Sakit karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. Mereka pun pamit dan kembali ke Rumah Sakit.

Hal inilah yang diyakini Tante Hilda bahwa Tuhan telah menyembuhkan dan mengangkat salah satu penyakit dalam tubuhnya ini secara mujizat. Ketika hendak pamitan maka Sdr. Jerry melayangkan doa terlebih dahulu kemudian ditutup oleh suami saya sekaligus mendoakan rencana tindakan operasi Tante Hilda pada besok hari.
Pada hari Sabat (20/10), kami bertiga yaitu saya, suami dan anak kami William yang berumur 4 bulan, kami menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Rumah Sakit sebelum kami ke gereja. Kami bertemu dengan Sdri. Ingrid dan Tante Hilda, kami sangat senang karena melihat perkembangan kesehatan Tante Hilda yang sangat bagus, kelihatan sehat dan tidak terlihat seperti orang sakit, menurut Sdri. Ingrid rencana kepulangan ke Indonesia adalah hari Selasa (23/10) itu pun jika dokter sudah mengizinkan tentunya denga melihat kondisi Tante Hilda, selain itu semua treatment medis sudah selesai jadi sudah bisa pulang.  Tante Hilda menyampaikan keinginannya apabila kembali ke Indonesia, beliau akan berusaha menghidupkan gaya hidup yang sehat, terutama dalam cara mengkonsumsi makanan, karena beliau ingin menikmati masa tua yang dikaruniakan Tuhan kepadanya dengan kesehatan fisik, mental dan spiritual.  Sebelum kami meninggalkan Rumah Sakit menuju ke gereja, suami saya melayangkan doa untuk Tante Hilda sekaligus rencana keberangkatan mereka untuk kembali ke Indonesia pada hari Selasa (23/10).

Bagi saudara-saudari seiman dimana pun berada, tolong sisipkan dalam doa pribadi agar proses recovery Tante Hilda bisa berjalan lancar dan bisa kembali sehat seperti semula.  Tuhan memberkati kita semua.

No comments:

Post a Comment